Seorang muslim yang sedang terkena musibah atau jauh dari jalan Allah SWT sering kali didoakan agar segera mendapat hidayah. Oleh karena itu, kata hidayah tidak asing di telinga umat muslim.
Hidayah adalah hak prerogatif Allah SWT, manusia bisa berusaha untuk memperolehnya. Hidayah merupakan bukti kekuasaan Allah SWT terhadap hambanya.
Kata hidayah merujuk pada istilah yang berasal dari bahasa Arab atau bahasa Al-Qur'an dan telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Akar katanya adalah hadaa, yahdi, hadyan, hudan, hidyatan, hidaayatan.
Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) dibaca hidayah, sebagaimana yang diucapkan dalam bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah hidayah memiliki arti petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT.
Menukil buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali, hidayah secara bahasa berarti petunjuk, lawan katanya adalah dhalalah yang berarti kesesatan. Adapun secara istilah, hidayah adalah penjelasan dan petunjuk jalan yang menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.
Menurut Ibnu Qayyim dalam Tafsir al-Qayyim, hidayah adalah penerangan atau petunjuk jalan. Ketika kita berhasil mendapat penerangan, petunjuk, maka berikutnya adalah hidayah taufiq.
Macam-Macam Hidayah
Seorang pakar tafsir dari Mesir, Syaikh Ahmad Mustafa al-Maraghi membagi hidayah menjadi lima macam. Berikut ini penjelasannya:
1. Hidayah al-Ilhami (Instink, Naluri)
Hidayah ini tidak hanya diberikan kepada manusia saja, melainkan juga kepada hewan sekalipun. Hidayah al-Ilhami adalah denyut hati (gerak hati, inpuls) yang ada pada setiap makhluk hidup.
Jenis hidayah ini merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang tidak didasarkan pada suatu pemikiran, melainkan hanya berupa dorongan insting hewan. Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia sejak bayi.
2. Hidayah al-Hawasi
Hidayah al-Hawasi dapat dikatakan juga denga hidayah panca indera, yaitu salah satu bagian-bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan dari luar, seperti rangsangan cahaya, rangsangan bunyi dan lain-lain. Panca indera yang dimaksud mencakup mata, telinga, hidung, indera perasa, dan indera peraba.
3. Hidayah al-Aqli
Hidayah akal ini diberikan untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan panca indera, sebab kadangkala tangkapan indera kurang akurat, mungkin karena mengalami gangguan atau cacat. Mungkin juga karena kemampuan indera yang terbatas, tidak mampu menyimpulkan, mengakomodasi dan menyalurkan sesuai kebutuhan tubuh.
Akal merupakan perangkat lunak manusia sebagai pengakomodir segala hal yang dihimpun oleh panca indera. Peran akal melebihi peran panca indera, karenanya akal menempati posisi penting bagi segala aktivitas manusia.
4. Hidayah al-Adyani
Hidayah al-Adyani bisa dikatakan juga hidayah agama. Petunjuk agama juga berperan dalam kehidupan manusia, karena akal semata belum bisa sampai kepada kebenaran yang hakiki. Dengan agama, Allah telah menunjukkan kebenaran berupa wahyu Ilahi yang mampu menunjukkan jalan lurus dan mengajari manusia segala sesuatu yang belum bisa dijelaskan oleh akal atau nalurinya.
5. Hidayah Taufiq
Agama bukanlah hidayah terakhir, masih ada hidayah yang jauh lebih penting yakni hidayah taufiq. Hidayah taufiq ini semata-mata hanya berada di tangan Allah, tidak ada satu orangpun termasuk Rasul yang bisa memberikan hidayah ini.
Tidak banyak orang yang memperoleh hidayah taufiq ini, tetapi Allah berjanji kepada manusia. Dia akan memberikan kepada manusia yang bersungguh-sungguh berusaha menjalankan syariat-Nya.
Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 69 yang berbunyi:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْن
Artinya: Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.
Khusus yang terakhir, kata hidaayatan kalau wakaf (berhenti) dibaca hidayah, sebagaimana yang diucapkan dalam bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah hidayah memiliki arti petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT.
Menukil buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali, hidayah secara bahasa berarti petunjuk, lawan katanya adalah dhalalah yang berarti kesesatan. Adapun secara istilah, hidayah adalah penjelasan dan petunjuk jalan yang menyampaikan kepada tujuan sehingga meraih kemenangan di sisi Allah.
Menurut Ibnu Qayyim dalam Tafsir al-Qayyim, hidayah adalah penerangan atau petunjuk jalan. Ketika kita berhasil mendapat penerangan, petunjuk, maka berikutnya adalah hidayah taufiq.
Macam-Macam Hidayah
Seorang pakar tafsir dari Mesir, Syaikh Ahmad Mustafa al-Maraghi membagi hidayah menjadi lima macam. Berikut ini penjelasannya:
1. Hidayah al-Ilhami (Instink, Naluri)
Hidayah ini tidak hanya diberikan kepada manusia saja, melainkan juga kepada hewan sekalipun. Hidayah al-Ilhami adalah denyut hati (gerak hati, inpuls) yang ada pada setiap makhluk hidup.
Jenis hidayah ini merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang tidak didasarkan pada suatu pemikiran, melainkan hanya berupa dorongan insting hewan. Hidayah ini diberikan Allah kepada manusia sejak bayi.
2. Hidayah al-Hawasi
Hidayah al-Hawasi dapat dikatakan juga denga hidayah panca indera, yaitu salah satu bagian-bagian tubuh yang peka terhadap rangsangan dari luar, seperti rangsangan cahaya, rangsangan bunyi dan lain-lain. Panca indera yang dimaksud mencakup mata, telinga, hidung, indera perasa, dan indera peraba.
3. Hidayah al-Aqli
Hidayah akal ini diberikan untuk meluruskan kekeliruan-kekeliruan panca indera, sebab kadangkala tangkapan indera kurang akurat, mungkin karena mengalami gangguan atau cacat. Mungkin juga karena kemampuan indera yang terbatas, tidak mampu menyimpulkan, mengakomodasi dan menyalurkan sesuai kebutuhan tubuh.
Akal merupakan perangkat lunak manusia sebagai pengakomodir segala hal yang dihimpun oleh panca indera. Peran akal melebihi peran panca indera, karenanya akal menempati posisi penting bagi segala aktivitas manusia.
4. Hidayah al-Adyani
Hidayah al-Adyani bisa dikatakan juga hidayah agama. Petunjuk agama juga berperan dalam kehidupan manusia, karena akal semata belum bisa sampai kepada kebenaran yang hakiki. Dengan agama, Allah telah menunjukkan kebenaran berupa wahyu Ilahi yang mampu menunjukkan jalan lurus dan mengajari manusia segala sesuatu yang belum bisa dijelaskan oleh akal atau nalurinya.
5. Hidayah Taufiq
Agama bukanlah hidayah terakhir, masih ada hidayah yang jauh lebih penting yakni hidayah taufiq. Hidayah taufiq ini semata-mata hanya berada di tangan Allah, tidak ada satu orangpun termasuk Rasul yang bisa memberikan hidayah ini.
Tidak banyak orang yang memperoleh hidayah taufiq ini, tetapi Allah berjanji kepada manusia. Dia akan memberikan kepada manusia yang bersungguh-sungguh berusaha menjalankan syariat-Nya.
Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 69 yang berbunyi:
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْن
Artinya: Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.
Cara Memperoleh Hidayah
Selain berdoa, sebagai umat Islam yang ingin mendapatkan hidayah dari Allah SWT harus diiringi dengan usaha. Karena hidayah datangnya dari Allah, maka yang menghendaki juga hanya Allah.
Dikutip lagi dari buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah, berikut usaha-usaha yang dapat umat Islam lakukan agar memperoleh hidayah:
1. Rajin Beribadah
Segala yang telah ditetapkan Allah SWT, pasti mendatangkan kebaikan kepada umat-Nya. Rajin melakukan ibadah dan memiliki akhlak yang baik akan dipermudah Allah SWT untuk memperoleh hidayah.
2. Banyak Memohon Ampun dan Bertobat
Manusia hidup tidak akan pernah luput dari dosa. Oleh karenanya, rajin-rajinlah mensucikan diri dengan cara memohon ampunan kepada Allah SWT dan bertobat. Jika manusia telah bersih dari dosanya, ia akan segera memperoleh hidayah dari Allah SWT.
3. Memperbanyak Ilmu
Cara berikutnya agar hidayah datang kepada kita adalah dengan memperbanyak ilmu. Baik ilmu duniawi ataupun ilmu agama yang ada di dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul. Saat ilmu yang telah diperoleh manusia sudah mencukupi, maka ia akan dengan mudah memperoleh hidayah.
4. Menjalankan Gaya Hidup yang Baik
Cara terakhir agar hidayah datang dengan menjalankan gaya hidup yang baik dan selalu menjauhi gaya hidup yang buruk. Baik itu untuk fisik maupun keimanan.
Selain berdoa, sebagai umat Islam yang ingin mendapatkan hidayah dari Allah SWT harus diiringi dengan usaha. Karena hidayah datangnya dari Allah, maka yang menghendaki juga hanya Allah.
Dikutip lagi dari buku Cara Memperoleh Hidayah Allah Kitab Bidayatul Hidayah, berikut usaha-usaha yang dapat umat Islam lakukan agar memperoleh hidayah:
1. Rajin Beribadah
Segala yang telah ditetapkan Allah SWT, pasti mendatangkan kebaikan kepada umat-Nya. Rajin melakukan ibadah dan memiliki akhlak yang baik akan dipermudah Allah SWT untuk memperoleh hidayah.
2. Banyak Memohon Ampun dan Bertobat
Manusia hidup tidak akan pernah luput dari dosa. Oleh karenanya, rajin-rajinlah mensucikan diri dengan cara memohon ampunan kepada Allah SWT dan bertobat. Jika manusia telah bersih dari dosanya, ia akan segera memperoleh hidayah dari Allah SWT.
3. Memperbanyak Ilmu
Cara berikutnya agar hidayah datang kepada kita adalah dengan memperbanyak ilmu. Baik ilmu duniawi ataupun ilmu agama yang ada di dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasul. Saat ilmu yang telah diperoleh manusia sudah mencukupi, maka ia akan dengan mudah memperoleh hidayah.
4. Menjalankan Gaya Hidup yang Baik
Cara terakhir agar hidayah datang dengan menjalankan gaya hidup yang baik dan selalu menjauhi gaya hidup yang buruk. Baik itu untuk fisik maupun keimanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar